Jumat, 19 Agustus 2011

Unpredictible Love [oneshoot NC FF requested]


Unpredictable Love

LEE JINKI – CHOI JESUN 

Genre: Drama,Romance/Angst
Rating:  straight NC – 21 / 17 ??? bhuahahahaha
<<ampuni aku - ampuni aku O.o, Jjong!!! *chu~ Jjong>>

Hembusan angin menerpa wajahku , aku menyibakkan poniku malas kesamping sambil menatap jarum jam pada arloji yang kukenakan , jam sudah menunjukkan pukul 16.45.
Aissh~ sebenarnya kapan ia akan menjemputku? 

“Dasar namja bodoh !” rutukku sebal sambil mengetuk – ngetukkan jariku malas ke bangku taman yang aku duduki ini, padahal ini sudah lewat 45 menit dari waktu yang ia janjikan.Kenapa ia belum muncul juga? Kemana namja menyebalkan ini?.Padahal ia sudah berjanji akan mengajakku kencan hari ini.
~~~
15 menit selanjutnya pun berlalu , dan aku masih terduduk seperti seorang yang bodoh disini.Aku mulai merasa sebal sekarang, dengan kasar aku mengambil handphone yang ada di saku celanaku dan menekan nomor handphone yang ada di kontakku.
Kim Jong Hyun.


“Nut, nut, nut ..” tanda bahwa koneksi sedang sibuk, ‘Oke , ini sudah kali ke – 11 sekian , aku berusaha untuk menelfonnya dan ia bahkan sama sekali tidak mencoba untuk mengangkat , dasar namja idiot!

“Trrr~” baru saja aku selesai mengutuk namja bernama Kim Jong Hyun itu handphone ku kembali bergetar , menandakan bahwa ada pesan singkat yang kuterima.


‘Mian Jesunnie, aku memiliki janji dengan beberapa orang temanku untuk membantu mereka membeli gitar baru , jadi aku rasa janjian hari ini kita batalkan saja dulu’
Begitu isi pesan singkat yang kubaca.

Yah! Kim Jong Hyun ,mwoya? Ia lebih memilih membantu temanya membeli sebuah gitar ketimbang pergi berkencan dengan pacarnya sendiri? Aissh~ setidaknya kenapa ia tak memberitahuku sejak tadi saja , kalau ia memang ingin membatalkan janji?Dan tidak membuatku terlihat seperti orang bodoh yang menunggu namja bodoh itu disini. 

Oke, ini sudah kali ke-4 nya ia melakukan hal itu ,
Membatalkan janji , dan menghindariku saat disekolah. Kebetulan karena kami sekolah di sekolah yang sama tentu saja intensitas pertemuan kami juga sering , tapi entah kenapa akhir – akhir ini ia selalu menghindariku?


Kim Jong Hyun itu kakak kelasku, aku hanya beda 1 tingkat dengan dirinya.
Belum selesai aku mengutuki namja bodoh bernama Kim Jong Hyun itu tiba – tiba, aku melihat seorang namja yang juga sedang duduk di bangku taman sepertiku namun jaraknya lebih jauh semeter dariku.


Aku tak melihat dengan jelas bagaimana rupa namja ini , yang kulihat hanya postur tubuhnya yang sedang terduduk lunglai disana, ia mengenakan t-shirt polo berwarna putih dan skinny jeans berwarna hitam pekat. Ck~ benar – benar biasa, tak terlihat modis sekitpun , aku menarik bibirku keatas melihat penampilanya. Disebelah kursinya ada sebuah jaket jeans berwarna biru dongker yang tersampir rapi.
Well, kurasa selesa fashion nya tidak begitu buruk.Aku tersenyum dan kembali meneliti namja itu dari atas sampai ke bawah. 

Hei, tunggu dulu kenapa aku malah terlihat mirip seperti Key Oppa? Kakak kandungku yang cerewet itu? Yang selalu berkomentar tentang fashion orang? Ommo~ kurasa sedikit demi sedikit aku sudah mulai mirip denganya. Tapi apa salahnya bukanya aku dan dia memang kakak – adik? Wajar jika kami memiliki sifat yang hampir sama,eumh… pada bagian keras kepala nya.
Oke, kembali ke topik sebelumnya dengan kegiatan yang masih aku lakukan ,yaitu mengobservasi namja yang ada di sampingku ini. 

Aku ralat .. maksudku , 1 meter di sampingku.
Aku memicingkan mataku lebih tajam , berusaha melihat bagaimana rupa namja itu.Ini sudah hampir malam , dan lampu  - lampu taman belum mulai dinyalakan, jadi aku perlu perjuangan ekstra keras untuk berusaha melihat dengan baik ke arahnya.

“hati- hati bola matamu terlepas dari tempatnya” namja itu bersuara, namun tetap mengedarkan pandanganya ke depan dan tak melirikku sama sekali, kedua tanganya ia silangkan kedada.aku tergelak kaget mendengar suaranya.

Oh, well ini benar – benar memalukan , aku tertangkap basah sedang melihatnya ya? Sebegitu jelasnya kah? Aish ~ ini benar – benar memalukan. Aku segera membuang mukaku , berpura – pura untuk tak melihatnya.


“sebegitu tampanya kah aku?” namja itu kembali berbicara dengan sombongnya,


Entahlah apa aku yang gila atau apa, tapi aku merasa suaranya terdengar begitu lembut dan merdu ditelingaku.

Yah!Choi Jesun! Enyahkan pikiran itu dari kepalamu, aigoo~ kau itu sudah memiliki Kim Jong Hyun , aku mengigit bibir bawahku , menyesali isi pikiranku yang sesaat berpikir sembarangan.
Aku melirik , namja sombong itu dan ia sekarang sedang berjalan kearahku, dan kini aku semakin bisa melihat dengan jelas rupanya itu , rambut berwarna cokelat tua dan mata yang hampir segaris saat ia tersenyum seduktif ke arah ku. Perawakanya juga lumayan , kulitnya yang putih pucat dan 2 dimple di pipi kanan & kirinya.

Woa~ woa.. tunggu dulu kenapa ia tersenyum? Jangan – jangan ia orang jahat?
Aku sedikit panik sehingga aku meremas ujung rokku, dan merogoh botol minuman dari tas selempang ku , berjaga – jaga jika namja ini akan berbuat jahat aku akan lebih dulu melemparkan botol minumanku ke kepalanya.
Salah satu ‘self defense’ yang diajarkan Key.

“Annyeong haseo, choneun Onew imnida” ia membungkukkan badanya sedikit kearahku sambil menawarkan tanganya untuk berjabat tangan.Dengan ragu – ragu aku membalas jabatan tanganya. “Chooi Jesun , imnida” aku membalas mengenalkan diriku padanya.

Aku rasa aku akan sedikit melakukan balas dendam pada Kim Jong Hyun , karena hari ini lagi – lagi ia membatalkan janji. Aku rasa tak ada salahnya jika sekarang aku mencuci mataku melihat namja tampan ini .

Yah . kuakui…dia memang , eumh ~jujur saja…2 tingkat lebih tampan dari namjaku sendiri. walau untuk ukuran sexy , memang namjaku lah yang lebih terlihat sexy.
“boleh aku duduk?” ia melirik selat kosong yang ada di sebelahku, aku mengangguk ragu, namun pasti.

“ne, silahkan saja” aku tersenyum padanya, tak tahan rasanya ingin ikut tersenyum melihanya juga tersenyum seperti itu.
“menunggu pacarmu kah?sembari tadi Jesun-ssi?”  ia memulai pembicaraan .
“Ah , ne~ tapi sepertinya ia tidak akan datang , ia memiliki janji”aku menjawab seadanya
“ …….”
Kurasa ia tipe namja pasif yang tak ingin memulai pembicaraan.
“bagaimana denganmu?” aku memberanikan diri bertanya padanya.
“Aku hanya sedang duduk saja, tak menunggu siapapun” jawabnya santai.

ONEW POV
“Aku hanya duduk saja, tak menunggu siapapun … “ jawabku sambil tersenyum pada yeoja disampingku ini.

Aku menghabiskan 1 jam penuh , berbincang dengan yeoja bernama Choi Jesun ini .ia adalah gadis berusia 18 tahun yang bersekolah di SMU swasta. Ia tidak ingin memberitahuku dengan detail, mungkin ia hanya takut karena aku adalah orang yang baru dikenalnya. Jadi kamii hanya berbicang tentang pacar masing – masing.

Pacarnya yang bernama Kim -…. Siapalah itu, aku tidak mengingatnya, dan tentang pacar khayalan yang aku karang. Aku tak memiliki pacar apapun, sekarang . Aku hanya mengarang . agar bisa mengobrol dengan Choi Jesun. Yeoja yang sudah aku taksir lebih dari setahun, itu .

Anak tetangga sebelahku yang sudah tinggal di sebelah rumahku sejak 1 tahun yang lalu juga. Yeoja dengan perawakan mungil, kulit putih dan rambut lurusnya yang berwana hitam melewati bahu beberapa centimeter. Aku rasa dia memang tak pernah sadar dengan kehadiranku yang selalu memata – matainya.

Baguslah~ dengan itu ia tidak akan curiga. Aku rasa ia memang tidak pernah tahu kalau aku adalah tetangga sebelahnya, ia tidak pernah tahu kalau setiap pagi dan setiap hari aku selalu mengawasinya melihat setiap gerak – geriknya, dan bahkan melihatnya setiap hari tertidur di kasurnya, ia tak pernah tahu bahwa kamar nya yang terletak di lantai 2 dengan jendela persegi empatnya itu langsung menghadap kea rah jendela kamarku juga,

Ia tak pernah tahu jika aku selalu sengaja mematikan lampu kamarku, agar aku bisa leluasa melihatnya menghabiskan waktunya, di kasur tertidur pulas, belajar di meja belajarnya atau bahkan menghabiskan waktu ku , melihat lekuk tubuhnya saat sedang berganti baju . Ya~ aku memang bisa leluasa melakukan hal itu.

Aku sudah jatuh cinta dengan gadis, ini . Hanya saja Ia tak pernah tahu , siapa aku .
~~~
JESUN POV
“Bagaimana kencanmu kemarin dengan Jonghyun hyung, Jesunnie?” Taemin teman sebangkuku langsung menarik bangkunya dan menggeser kehadapanku, ia duduk disana dengan menopang dagunya dengan kedua tanganya di mejaku , melihatku seperti anak anjing berharap aku akan menceritakan  acara kencanku kemarin.

Aku tersenyum tipis melihat tingkahnya yang kekanakan ini, ia seperti sedang menunggu ku berdongeng untuknya, dan memang benar.Ia selalu saja ingin mendengarkan semua ceritaku, Aku beruntung memiliki teman sebangku sepertinya, well, kurasa ia lebih dari sekedar teman sebangku. Kurasa aku bisa saja memberinya gelar ‘sahabat’ untuknya, Karena ia selalu ada saat aku ingin menceritakan sesuatu.

“Buruk” hanya 1 kata , yang kukeluarkan dari bibirku , sengaja memang . agar membuat namja imut berambut merah di depanku ini , semakin penasaran.

“eh?waeyo?” ujarnya antusias.Haha yang ini pun sudah kuduga.

“Mollayo” aku mengangkat daguku , dan bersikap seolah – olah tak peduli.

“Noona…~, ayolah ceritakan padaku , come on!~”rengeknya seperti balita, ingin rasanya aku mencubit hidung bangirnya saking tak tahan dengan sikap imutnya, yang aneh itu. Yah ku bilang aneh , tentu saja karena kami ini sudah 18 tahun, dan sikapnya itu benar- benar membuatku ingin meninjunya saking gemasnya.

“Yah!~ Lee Taemin , kau mau aku bunuh memanggilku noona?” aku melotot ke arahnya, memandangnya dengan nada sedikit tinggi dan mengancam. Maksudku hanya untuk menakuti dia.
“umur kita hanya beda beberapa bulan” aku menambahkan.


“mehrong~” ia malah menjulurkan lidahnya di hadapanku,”tetap saja ,kau lebih tua. Atau mungkin kau mau aku panggil jesun ahjumma?” ancamnya balik
“Mwoya?! Lee Taemin, aish ~ mati kau” teriakku kencang , untung saja ini sedang jam kosong dan guru sedang rapat , lagipula kelas memang sedang ramai, jadi rasanya tidak akan ada yang mendengar kegaduhan kami berdua.

Dan benar saja, sedetik kemudian kami berdua malah sibuk bermain kejar – kejaran.

Tapi~.. tiba – tiba aku berhenti. Aku melihat pemandangan yang begitu familiar, bukanya itu Kim Jong Hyun? Apa yang sedang ia lakukan? Aku memicingkan mataku untuk melihatnya yang kini sedang berdiri di lorong kelas, dan …. Mwo?! Berciuman? Aku merasakan mual di perutku, ada sesuatu yang membuatku mual melihat mereka.

Aku berjalan pelan – pelan kearah mereka, berharap Kim Jong Hyun , dan entah siapa nama yeoja yang membelakangi ku itu tidak sadar bahwa aku akan segera menginterupsi kegiatan intim mereka yang aneh , semakin dekat aku semakin merasa geli, itu bukan ciuman biasa itu French kiss aku bisa melihat betul kalau bibir Kim Jong Hyun , melumat lembut bibir yeoja itu, dan sepertinya yeoja itu menikmatinya.Ia terlihat seperti mendesahkan sesuatu ,

Aku memegang dadaku, ini menyakitkan ..

Tangan Jonghyun yang awalnya dirangkulkan ke pinggang gadis itu kini , perlahan membuka kancing kemeja yeoja tersebut , tanganya mulai meraba – raba bagian dalam dada yeoja tersebut.Aku melihat jijik kea rah mereka. Terutama Kim Jong Hyun . apa ia tak tahu ini sekolah ? dan ini tempat umum? Kenapa ia melakukan hal mesum di tempat seperti ini. Dan kenapa ia melakukan itu bukan denganku?
Aku meneteskan bulir – bulir air mata, ini menyedihkan.Semua ini terjadi di depanku , dan sedikitpun aku tak bisa berbuat apa – apa.

“Yeobo…” aku memanggilnya lirih,

Jonghyun segera menoleh dan memandangku terkejut , “sejak kapan kau ada disini?”
 
“sejak tadi..” aku membalasnya pilu .


“Aah~, jadi kau melihat kami?” yeoja berambut senada denganku namun lebih panjang dengan sinis memandangku.


Aku berjalan kearahnya dan langsung menampar mukanya ,
“PLAAAK” beberapa pasang mata langsung menoleh kearah kami bertiga terdiam ,
 
“Geumahe! Hentikan ucapan mu itu!” aku berbicara di depan mukanya, “masih bisa kau menunjukkan muka sombongmu , setelah semua yang kau lakukan bahkan setelah aku menangkap basah kalian seperti ini?!” teriakku di depanya.

“PLAAK” sebuah tamparan lagi , kali ini mengarah ke pipi kanan ku ,
“Jonghyun?”aku menolehnya , ia yang menamparku barusan.
Aku tak percaya, Jonghyun ?yang menamparku barusan? Aku mengelus pipi kananku , masih terasa panas dan perih.

“Choi  Jesun , kau bahkan tak pantas mengucapkan kata – kata seperti itu” Jonghyun menatapku datar,
“kau itu perempuan kolot, dan kampungan” tambahnya tajam.
“maksudmu?”
“bahkan cara berpacaran pun , kau tidak tahu.Kau pikir aku anak TK yang Cuma berpacaran ke taman bermain bermain ayunan dan makan es krim bersama?Otakmu itu terlalu sempit. Aku tidak tahan berpacaran denganmu, dan  setidaknya gadis ini bisa memberi lebih dari apa yang kau berikan”

Aku menutup kedua telingaku dengan telapak tangan , aku tidak ingin mendengarkanya .Air mataku sudah mengalir membasahi kemeja putihku , dan berpuluh – puluh pasang mata melihatku .. entahlah pandangan iba mungkin?.

Bersamaan dengan itu bel tanda pulang berbunyi,
Aku selamat.. diselamatkan oleh bel.

Aku berlari mengambil tas selempang sekolahku dengan air mata yang berusaha kutahan dengan tangan kiriku, aku tak peduli. Aku hanya tak ingin melihat mereka dulu sekarang. Aku berlari ke halte bus terdekat.
~~~
ONEW POV
Aku merapihkan tas ku , memasukkan beberapa helai baju yang semoga saja muat masuk ke dalam tas ransel keciku ini. Aku sudah tak tahan dengan situasi dirumah ini, Ibu psikopat dan ayah gila obsesi . Aku tak ingin menjadi salah satu boneka – boneka mereka , seperti kakak – kakak ku.

Sudah sejak awal aku tahu seberapa gilanya ibu ku , bahkan sudah sejak kecil . Tapi aku selalu bersabar dalam menghadapinya , dan puncaknya adalah hari ini.

Siang itu, aku sedang berada di kamar dan mengerjakan beberapa tugas dosen , di meja belajar . duduk sambil memandangi jendela di depan . Jendela Choi Jesun, yang sampai sekarang belum pulang , yang kulihat hanyalah bra nya yang tergantung di lemari pakaianya , sepertinya ia lupa lagi menutup lemari pakaian dalamnya, aku terkekeh kecil melihat pemandangan ini.
Celana polkadot, dan celana bergambar kelinci . seleranya masih benar – benar anak – anak.
 aku tak pernah berpikir mesum tentang dirinya , sekalipun aku melihatnya telanjang di depan mataku, yang aku inginkan adalah melindunginya.

Aku kembali menekuni pekerjaanku , sebelum tiba – tiba aku merasa suara kenop pintu ku diputar
“Jin Ki-ah ,boleh umma masuk?” umma ku mengintipku dari balik pintu hanya kepala dan setengah badanya saja yang kulihat.
“hm~” jawabku, aku tahu apa yang akan dia lakukan .
“kau sedang mengerjakan apa anakku?” katanya sambil mendekati pekerjaan yang sedang aku tekuni..
“tugas dari dosen , umma” aku tetap berusaha sopan dengan beliau , aku tak ingin memulai membuat masalah.
“…..”
Hening beberapa menit.Mungkin Ibuku kehabisan bahan pembicaraan ,
“Jinki , aku rasa kamarmu ini panas ya, pengap .. sebentar saja umma disini , umma sudah berkeringat banyak seperti ini , mungkin akan lebih baik jika kita memasang AC disini bagaimana?”

Aku diam saja , aku tahu AC itu hanya sebagai alasan untuk memudahkan akses nya masuk kamar ini setiap hari , bahkan mungkin saat aku tak ada, dan mengobrak – abrik segala privasi tentangku, entah kenapa ia selalu ingin mengurusi segala segala sesuatu dalam hidupku ,

Ia akan membuat alasan kalau gerah setiap hari , dan masuk kedalam kamarku.
“tidak perlu” jawabku , seadanya.
“Kenapa?”
“Aku lebih suka seperti ini , lagi pula kalau panas aku bisa membuka jendela kamarku”

Ia menekuk alisnya dan keluar dari kamar ku begitu saja,siang itu . kuharap ini bukanlah awal dari sebuah petaka.

Dan benar saja esok harinya , aku melihatnya dan beberapa tukang sedang masuk kedalam kamarku ,membobol dinding – dinding kamarku dan memasang sebuah AC baru,

Aku marah, ya aku benar – benar marah hanya saja tidak bisa ku ungkapkan lewat kata – kata.
Saat makan siang bersama pun , aku hanya diam saja mengaduk – aduk makanan , saat ayah mulai meracau mengomeli diriku. Saat Ibu bilang bahwa ia memasang AC tersebut atas permintaan ku, aku lah yang telah mendesaknya agar memasangkan AC dikamar sehingga sekarang appa memarahiku habis – habisan.

“umma, benar – benar tak bisa menolak Jinki, ia yang memaksa umma untuk memasang AC itu dikamarnya” begitu petikan naskah drama yang baru saja ia senandungkan ditelinga ayahku yang bodoh dan ringan tangan itu.

“lihat saja, bahkan sekarang Jinki juga tidak mau memakan masakan umma..? masakan umma tidak enak yah Jinki ?” umma menatapku dengan leleran air mata yang sepertinya sudah bersiap jatuh dari pelupuk matanya.

“Aku hanya sedang tidak nafsu makan” jawabku ketus.Masih sebal dengan keputusanya yang memasangkan AC dikamarku tanpa persetujuanku.

“Lihat Appa, Jinki membenci masakan umma, ia tidak suka umma” tiba – tiba ia mulai meracau,dan mulai menjambaki rambutnya sendiri seperti orang frustasi , ia mengambil gunting dan mulai merobeki daster yang ia kenakan.
Dan, ia naik ke atas meja makan , dalam keadaan telanjang mulai menari seperti orang gila.
Tubuhku mengejang melihatnya, Sebagai balasannya ayah malah menamparku , ia menendang perutku dan berteriak di depan mukaku ,”Kau anak tak tahu diri, Kau tahu Ibumu sudah seberapa baik , membelikan mu AC dan memasakkan makanan untukmu , kenapa kau tak pernah mensyukurinya”

Aku bahkan tak bisa membela diriku sendiri, aku sepertiterjebak dalam suatu keadaan yang gila.
Saat itulah aku putuskan untuk segera lari dari rumah ini , itu akan menjadi keputusan yang paling tepat yang pernah aku buat dalam hidupku ,

Selesai memasukkan baju kedalam ranselku dan beberapa barang barang aku langsung melesat pergi keluar dari rumah , tidak mempedulikan kutukan – kutukan yang dilontarkan dari mulut appa kepadaku.
~~~
CHOI  JESUN POV
“Aku tak mau pulang .. hiks, hiks” rengekku pada diri sendiri , sambil berjalan melintasi pimnggiran jalan raya sepi Kota Seoul. Kim Jong Hyun pabo…

Saat berada di bus tadi, aku duduk di sebelah Luna, ia sedang sibuk berkirim sms pada pacarnya.Keliahatanya ia sangat menikmatinya, Aku dan Kim Jong Hyun pun , berkirim sms saja jarang , aku selalu berpikir 2 kali sebelum mengiriminya sms. Jika aku harus mengirimkanya sms paling aku akan mengingatkanya untuk jangan lupa membawa pr matematika, atau tugas sekolah lainya.

“Luna apa kau pernah berciuman?” tanyaku tiba – tiba , membuat yeoja di sebelahku ini tergelak kaget , “eh? Kenapa tiba – tiba bertanya hal seperti itu?”
“gwanchena, aku hanya penasaran..” jawabku sekenanya,

Namun , saat aku melirik leher nya dengan ekor mata ku, aku melihat ada bekas hickey di sana – sini , tak hanya di lehernya, bahkan hampir di dekat belahan dadanya. Aku menelan liurku , kurasa walaupun anak sepolos Luna pun pasti sudah pernah melakukan hal itu dengan pacarnya.

“Sepertinya benar kata Jonghyun , aku mungkin terlalu kolot menjadi yeoja” Aku merogoh kantong kemejaku dan mengambil 2 tiket nonton film komedi hari ini, yang sengaja kusiapkan untuk ku dan Jonghyun.

Kurasa ia tak akan peduli dengan hal ini .Ia sudah memutuskan ku , kami sudh berakhir.
**
Aku bersiap melompati jalan layang ini, kaki ku sudah menginjak pagar besi pembatasnya,
Rasanya bunuh diri adalah jalan yang terbaik , lagipula hidupku jug abenar – benar sudah berantakan,aku tak mau melihat hari esok, melihat berapa puluh pasang mata yang akan melihatku iba besok, seorang ketua osis yang diputuskan oleh kapten tim basket sekolah . Memalukan .
Oke aku sudah menyiapkan mental ku , tinggal menarik napas, melompat dari pagar ini dan jatuh ke jalan raya yang ramai di bawah itu , mungkin aku akan tertabrak mobil atau truk??
aah kurasa itu bukan masalah , aku pasti sudah mati kan?

Aku tidak akan merasakan sakit apapun .

“Hana…Dul..Shet~Aaaaa!!” aku sudah mengambil ancang – ancang start dan mulai menghitung tapi saat hitungan ketiga seseorang menarik pinggangku kasar.Kami berdua jatuh membentur aspal.


Aku mengusap lututku sekarang yang biru, akibat membentur trotoar aspal.


“Hei!, apa yang kau lakukan!? Apa kau sudah kehilangan akal Jesun?!”
Aku mendongak untuk melihat siapa pemilik suara merdu bagai genta angin tersebut.
Itu Onew, ya itu onew.

Ia sekarang berbusana begitu buruk, oh well sangat buruk celana pendek warna khakinya dipadukan dengan hoodie putih bergambar hamtaro, ia membawa ransel besar di belakang punggungnya.

“Kau mau kemana?” tanyaku seperti orang bodoh.

“Hei, aku bertanya lebih dulu padamu , kau itu sedang apa? Mencoba melompat dari situ dan bunuh diri?” tanyanya dengan nada sarkatis.

“Aku akan membawamu, pulang ke rumah mu ,ayo~” ia menarik tanganku untuk berdiri.

“Shireo!!” aku menghempaskan tanganya dan mencoba untuk bangun sendiri.  Aku berjalan mendekatinya, dan menyerahkan kepadanya 2 tiket menonton.

“temani aku menonton” aku mendorongnya, dan memaksanya menemani ku menonton.

“Mwo?” Onew mengerutkan alisnya.

ONEW POV
“temani aku menonton” ia berbisik tak jelas di hadapanku sambil menyerahkan 2 tiket menonton film, ada apa dengan yeoja ini apa yang terjadi padanya kenapa ia terlihat begitu berantakan?dan mencoba bunuh diri?

Apa ia sedang ada masalah?
Tapi , diriku pun sekarang juga sedang ada masalah. Kenapa aku harus membantunya? Aku mengerutkan dahiku kebingungan. Menemaninya menonton?mungkin saat ini ia membutuhkan teman.Aku mengambil salah satu tiket dari tanganya.


“Baiklah aku akan menunggumu di bioskop 2 jam lagi, pulanglah lah kerumah dan bersiaplah” aku mengatakan padanya sambil tersenyum simpul.
“aku tidak mau pulang” jawab jesun datar

“wae?” tanyaku bingung, walau aku tahu, aku sudah mengetahui jawabanya.
“aku.. aku…appa & umma ku sedang pergi keluar kota dan aku takut dirumah” balas Jesun cepat.
Aku menarik ujung bibirku sedikit , membentuk sebuah senyuman.Aku tahu benar ia tak ingin pulang kerumah karena sekarang dirumahnya ada perempuan yang paling ia tidak suka, sepupu jauhnya.”seungyeon”

See?, aku bahkan tahu nama anggota keluarganya. Kurasa aku sudah setengah terobsesi dengan gadis manis bertubuh mungil dengan senyum khasnya ini .
***
Aku menghela nafasku panjang, anak ini memang benar – benar keras kepala, aku menatap punggung kecilnya yang sedang berjinjit manis di depan counter penjual pop corn memesan pop corn untuk kami berdua yang akan menonton.baju seragamnya masih melekat di badanya, kurasa anak ini memang benar – benar tak pulang.
===
JESUN POV
Aku menatap namja didepanku ini dengan takut – takut,apa dia marah? Aku mengajaknya pergi sembarangan seperti ini? Tapi.. apa peduliku?aku sedang frustasi sekarang.Kurasa bukan keputusan yang salah mengajak namja asing untuk pergi menonton.
Kurasa aku sudah benar – benar gila sekarang ..

Kami menghabiskan waktu tanpa banyak berbicara.Hanya berkonsentrasi pada layar LCD didalam ruangan gelap itu.

Setelah film selesai, kami berdua keluar ..
“Kau bisa pulang sekarang, Jesun-ssi . Jangan sampai kedua orang tuamu khawatir dengan keadaanmu”

“boleh aku menginap dirumahmu?” aku bertanya padanya sambil memeluk badanya.

“mwoya?”Tanya namja ini heran, ia melepaskan tanganku dari pelukanya
 
“aku mohon…”

“aku bahkan tak punya tempat tinggal sekarang”jawab namja tersebut

“kalau begitu mungkin aku akan melanjutkan proses bunuh diriku yang tertunda tadi” jawabku sebal, sambil berjalan menjauhinya.Kekanakan memang  hahaha..tapi , aku sudah terlanjur sebal karena permintaan ku tak dipenuhi.

“Yah! Kau sudah gila?”ia menarik tanganku dan memelukku erat.
“baiklah, kau bisa ikut denganku malam ini saja, aku akan menyewa sebuah kamar hotel untuk kita berdua” aku berkata sambil lalu sambil berjalan mendahuluinya
***
“eem…apa kasurnya hanya ada satu?”Tanya jesun waswas
 
“tentu saja..apa yang kau harapkan kasur empukmu dan selimut untukmu sendiri?”Onew meletakkan ranselnya sembarangan dan duduk menyalakan televise memilih beberapa channel secara acak .

Kamarnya tak luas mungkin hanya berukuran 4 langkah , hanya ada 1 kasur disana dan 1 televisi, serta kamar mandi di dalam ruangan.


Jesun kembali mengingat kejadian tadi siang , seperti kaset yang terputar dalam kepalanya, ia mengingat detil nya dengan tepat kapan saat ia melihat Jonghyun berciuman dengan gadis yang entah siapa namanya itu, dan rasa sakit yang sedang bergemuruh di dadanya.Bahkan Luna sahabatnya pun yang terlihat polos ternyata sudah pernah melakukanya juga.

Apa kita harus melakukanya dulul baru akan dianggap dewasa? Sebuah pikiran meletup dalam otak Jesun.


Ia kini memandang punggung Onew dari belakang, siapa sih namja ini? Kenapa ia mau membantuku? Sebenarnya siapa dia? Beberapa pertanyaan bermunculan dalam kepala Jesun.

Bahkan logika Jesun yang seharusnya mengatakan untuk menjauhi pria asing yang bahkan belum ia kenal selama 24 jam ini sudah tertutup,ia terlalu sibuk berkecimpung dengan kesakit hatianya terhadap Jonghyun, ketimbang memikirkan realitas bagaimana ia sekarang.

Jesun mengambil handphone di kantongnya dan mengirim pesan singkat kepada ibunya dirumah
‘aku pergi menginap dirumah teman hari ini’ begitu isi dari pesan singkatnya, setidaknya ini tidak akan membuat orang rumah khawatir dengan keadaanya.

“Onew..”Jesun memanggil onew pelan , berusaha tidak mengejutkan Onew yang sedang menonton televisi.
 
“ne?” Onew merespon dengan cepat.
 
“Kenapa , kau mau membantuku?” Tanya Jesun kemudian
 
“Aku tidak membantumu , Jesun .. tapi kaulah yang mengekor ku” Onew, masih tetap melekatkan matanya pada tontonan yang sebenarnya sama sekali tak ia tonton

“……”
 
“Onew..” panggil Jesun lagi
 
“Kau mau jadi namjacingu ku tidak?”

“Jesun-ssi, kau sedang mabukkah sekarang?, apa kau baru saja diputuskan oleh pacarmu mungkin?” Onew kini berbalik memandang Jesun yang kini air matanya sudah menggenang di pelupuk mata

“Aku akan memberikanmu apapun, … kalau mau kau bisa meniduriku juga malam ini” kata Jesun parau, ia tampak sedikit frustasi.

“Sudahlah, Jesun kurasa kau mungkin mengalami shock Karena diputuskan oleh pacarmu, iya kan?”Onew menghela nafasnya,lalu bangkit berdiri dari tempat duduknya dan menyerahkan Jesun handuk bersih , “pergilah mandi dan bersihkan tubuhmu , kau tampak berantakan”
“Aku …aku tak membawa baju ganti sehelai pun” jesun masih menahan sesenggukanya.
“Eumh~..” Onew mengambil ransel nya dan merogoh beberapa helai dari pakaianya sebelum ia memutuskan menyerahkan kemeja lengan panjang putih polosnya ke tangan Jesun
“kenakan saja ini dulu, besok pagi kita bisa pergi ke minimarket untuk membeli kaos supaya keluargamu tidak curiga , otte?”

Jesun mengangguk , lalu berjalan dengan lunglai ke kamar mandi

***
ONEW POV
Aku tak bisa berhenti menatap yeoja yang ada didepanku yang kini tengah duduk manis di depan televisi  dan memeluk erat bantal,wangi aroma samppo apel yang digunakanya benar – benar dapat kucium dengan baik sekarang, walaupun ia hanya menggunakan sabun yang disiapkan penginapan ini namun aku masih bisa mencium dengan baik wangi asli tubuhnya yang seperti bunga freesia, ini pertama kalinya aku menatap nya secara langsung, tanpa ada penghalang kaca seperti yang biasanya aku lakukan menatap nya diam – diam dari jendela.

Bahkan, saat pertama kalinya ia membuka pintu kamar mandi pun mulutku sudah menganga lebar melihat lekuk tubuh mungilnya yang tercetak jelas di kemeja putihku yang semi transparan,hampir membuatku kehilangan akal sehat , kalau saja aku tak menyibukkan diriku memandangi iklan chicken drum stick di tv.


Jangan sampai juniorku , jadi terbangun pada saat – saat seperti ini. Aku menelan salivaku perlahan saat memandangi punggungya, ingin rasanya aku memeluknya dari belakang , sekedar memberikan ciuman di pipinya, bibirnya atau lehernya mungkin?

Hei..!Hei, Lee Jin Ki kendalikan ,akal sehat mu !
Aku mengacak – acak  rambutku dan memutuskan pergi keluar sebentar untuk mencari udara segar ,
“Kau mau kemana?”ia memandangku heran dengan muka penasaran.
“mencari udara segar sebentar” kataku singkat , sambil tersenyum padanya
“Jangan lama – lama, aku takut sendiri dan aku lapar sekarang” Jesun menyingkirkan bantal yang ia peluk , dan mengusap perutnya

Kini bahkan aku bisa melihat dengan baik, apa yang ada di balik kemeja itu.Sensasi menggelitik dalam perutku muncul, Aku berusaha mengenyahkanya berusaha untuk tetap berpikir positif.

“Kau menyukainya ya?” Jesun tiba – tiba mengagetkanku , dan memandangku dengan senyum man~…, ah bukan senyum manis, itu senyum menggoda.Aku menelan salivaku kembali.
“Aku sudah bilang Onew, kalau kau mau kau bisa meniduriku” kata Jesun blak-blakan
“Aku diputuskan oleh mantan pacarku, karena aku bahkan tak bisa memberikan ciuman untuknya” terang Jesun lagi

Jesun mendekatkan tubuhnya kearahku, ia memelukku erat , mendorongko hingga terjatuh di sofa.
Jesun mendekatkan mukanya ke mukaku , membuatku dapat melihat dengan jelas lekuk dan fitur di mukanya, ia begitu cantik dengan jarak se-inci dari arahku,

Ia mencium bibirku tiba – tiba, Aku bahkan terlalu kaget untuk menyadari kalau bibir kecil yang dingin itu kini sudah menyentuh bibirku, bibirnya tampak bergetar hebat namun tetp berusaha mendorongku dengan ciuman, memaksaku untuk membuka mulutku.

Aku menepisnya, mendorongnya pelan dariku. Aku tak ingin melakukan sesuatu yang anehpada gadis di bawah umur sepertinya, “Jesun-ssi, tidurlah ..” aku mengelus rambutnya dengan tanganku, menyampirkan poni yang tertutup matanya.”Tak usah memaksakan diri, seperti itu , semua itu nanti akan ada saatnya” Aku mengancingkan kemejanya yang hampir terbuka sampai ke dadanya.

***
NO ONE POV
Jesun mengigit bibir bawahnya, perasaan campur aduk sedang berada dalam kepalanya Ia takut, namun ia tak ingin diremehkan lagi menjadi yeoja.Ia kembali mendorong Onew dengan keras, menahanya untuk tak bangun dari tempatnya.

“shireo!” Jesun menolak perkataan onew, dan menepis tangan Onew yang sedang membetulkan kancing bajunya.
Jesun , menarik tubuhnya dan duduk di atas Onew, membuat tubuh mereka saling menyentuh satu sama lain


“Je-Je, jesun-ssi ~ eumh …” Onew, tergelak , ia merasakan dua benda kenyal menyentuh dadanya,
Jesun belum berhenti ia mulai menggesekkan tubuhnya dengan menggoda di atas badan Onew,
Junior Onew menegang, ia mendorong Jesun pelan kearah samping .”Jesun-ssi , jangan sampai kau membuatku sampai melewati batas” , Onew menahan nafasnya yang tersendat – sendat,hampir sama seperti desahan.

“begitukah?” Jesun , mengambil salah satu tangan Onew dan meletakkanya tepat di dadanya, memaksa Onew untuk merasakan kalau tak ada satupun, penghalang , Jesu bahkan tak mengenakan bra sekarang.

“Lalu siapa yang setiap hari mengintip pintu kamarku dari balik jendela?”Jesun,memandang Onew
Bagaikan maling yang baru saja tertangkap, wajah Onew langsung memerah berusaha mencari kata – kata yang tepat untuk membalas ucapan Jesun.

“Aku ..aku hanya,err… darimana kau tahu?” Onew malah memperjelas kalau ia memang benar – benar mengintip Jesun, “perlukah aku menjelaskan padamu sekarang?”Jesun melepas kancingya satu persatu. “Setidaknya aku sekarang akan mengabulkan salah satu dari permohonanmu”Jesun mendekatkan dirinya pada Onew.

“Jesun…” Onew terdiam berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari mulut gadis berumur 18 tahun ini,”ne~”, ucap Jesun pelan.
 
“Jangan menyesal , karena kau yang memulainya”Onew memandang mata Jesun dalam, berusaha mencari jawaban dari mata sayunya.
Jesun mengangguk kecil, “tidak, aku tak akan menyesalinya”


Onew, tersenyum padanya dan mencium pipi Jesun hangat, “terimakasih, kalau begitu dari sini biar aku yang mengajarimu”

Onew bergerak maju kea rah Jesun dan memberikanya ciuman di bibir Jesun yang basah, Onew terus melumat bibir Jesun. Semakin lama Jesun pun menutup matanya, mulai menikmati setiap sentuhan bibir tebal Onew yang menyapu bibir Jesun, Kalau saja mereka tidak membutuhkan udara, mungkin ciuman itu akan terus berlanjut, keduanya melepaskan ciuman untuk mengambil nafas.


Onew, kembali memncium bibir Jesun lebih dalam, ia menjilatkan lidah hangatnya keatas bibir Jesun, berusaha merasakan sensasi manis yang ada di bibir Jesun.

Mengerti akan sinyal yang diberikan Jesun, membuka mulutnya perlahan, membiarkan lidah Onew, menyusuri gua lembap di dalam mulutnya.

Tangan Onew masuk kebalik kemeja Jesun, meremas payudara kenyal Jesun yang tak terbalut apapun.Membuat Jesun sedikit mengerang

Onew mendorong Jesun, membalikkan posisi mereka sehingga Onew lah yang berada di atas Jesun sekarang. Tangan Jinki mulai meremas payudara Jesun dan memainkan nipple nya, dan mulai bermain dengan keduanya, “onew-ah~..”Jesun ingin mengucapkan sesuatu namun terbata, karena sensasi yang diberikan Onew padanya, Jesun mengigt bibirnya berusaha untuk tak mendesah
Onew, meletakkan salah satu telunjuknya di bibir Jesun,”Panggil aku Jinki saja, nama asliku Jinki, Lee Jin Ki” Jinki tersenyum pada Jesun.Jesun mengangguk dan mulai menikmati permainan yang diberikan Jinki padanya.

Jesun hanya pasrah dengan perlakuan Jinki. Seperti tidak cukup bernafas dengan hidung, nafas Jesun terus berderu memburu melalui mulut sementara Jinki kini tengah sibuk membuat hickey mulai dari leher hingga dada Jesun
“Aa.aah…Jinki oppa~”

Mulut Jesun mulai mengeluarkan desahan. Tak dapat lagi menahan sensasi yang terus diberikan Jinki oppa pada payudaranya yang diremas tangan besar Jinki.

Jinki berhenti menciumi tubuh Jesun sesaat. Dilepaskannya jaket dan kaos yang masih menempel ditubuhnya dan kemudian melepaskan celana jeans yang ia kenakan , yang kini masih menempel di tubuh Jinki hanyalah celana dalamnya.

 Satu persatu kancing kemeja Jesun dibukakan Jinki dari atas. Tangan Jesun membantu membuka kemejanya sendiri dari bawah. Setelah sadar Jesun membukakan kemejanya sendiri, Jinki beralih melepaskan celana dalam Jesun secara perlahan.

Setelah tubuh keduanya sama-sama tidak tertutupi sehelai benang pun, mata Jinki memandang tubuh mungil Jesun yang masih cukup kencang dari atas hingga kakinya. Membuat Jesun salah tingkah karena tampil polos didepan Jinki, ia menutup mukanya dengan kedua tanganya.”Tak perlu malu dihadapanku, seperti yang kau tahu ini pemandangan ku sehari – hari setiap melihatmu”Jinki tersenyum seduktif

Tangan Jinki mengangkat kaki Jesun, mengalungkan kaki Jesun dipinggangnya. Jinki menggesekan juniornya yang sudah menegang, tangannya kembali meremas dan memilin nipple Jesun, sementar lidahnya menjilati leher Jesun.

Nafas Jesun semakin berat dan memburu, ia mengigit bibirnya untuk menahan agar desahannya tidak keluar. Walaupun menahan desahannya, nafas Jesun yang tersendat-sendat  terdengar seperti desahan untuk Jinki.

“Gwenchana Jesunnie, mendesah saja namaku kalau kau ingin.”
Jinki berbisik pelan ditelinga Jesun. Dia tahu jesun sedang menahan desahannya dari tadi, itu membuatnya terkekeh pelan. Tangan Jesun mengusap-usap dada bidang Jinki.

Kedua payudara Jesun diremas agak keras, lehernya dihisap kuat oleh Jinki.Jinki begitu menikmati permainan ini.
“aaahh.Jinki-ah ~…”

Akhirnya Jesun tidak kuat menahan sensasi serangan yang diberikan Jinki. Bibir mungilnya mulai mengeluarkan desahan demi desahan memanggil nama Jinki, yang membuat Junior Jinki semakin menegang.

Jinki membebaskan leher Jesun. Matanya berkonsentrasi pada lubang miss v  Jesun yang sudah memerah karena gesekan junior Jinki. Sambil meremas payudara Jesun, Jinki mengarahkan juniornya masuk kedalam lubang miss v Jesun, yang terlihat sempit.

“Aakkhh! Sakit..”
Jesun meringis perih saat Jinki memasukan seluruh batang juniornya kedalam miss v nya dalam sekali tusukan.Jinki diam sesaat dan memandang Jesun, memastikan kalau Jesun lebih tenang sekarang, “bisa aku mulai?” Jinki meminta keyakinan Jesun, Jesun mengganguk pelan
Jinki mulai memompa juniornya perlahan.

“Aah Jesunnie, ini pertama kalinya, dan aku baru tahu kalau kau, sempit sekali. ahhh”
Semakin lama Jinki semakin cepat memompa juniornya, membuat tubuh Jesun bergerak seirama dengan tempo hentakan – hentakan dari pinggul Jinki.

“Eungghhhh..hhh..aah, Jinki-ah , eummh~.”

Jesun makin meracau saat Jinki lagi-lagi meremas payudaranya. Tangan Jesun menahan pahanya agar tetap terbuka lebar . Memberikan ruang bagi pinggul Jinki agar bergerak lebih leluasa.

“Aaahh..ahhh~~.”

Untungnya suara desahan dari keduanya tertutup volume televisi yang dibiarkan menyala tanpa ditonton. Agar orang – orang lain tak curiga

Keduanya mulai berpeluh. Suara kulit mereka yang bergesekan pun semakin jelas terdengar. Jinki mulai lelah dan menopang tubuhnya dengan kedua lengannya disamping tubuh Jesun, dan juniornya masih terus memompa miss v Jesun

Jesun merangkul leher Jinki. Menarik wajah Jinki mendekatkan bibirnya dengan bibir Jinki. ciuman mereka semakin panas dan eksotis. Membungkan mulut masing-masing dari suara desahan.
Jesun semakin dalam melumat bibir Jinki saat dinding miss v nya berkedut-kedut, tubuhnya semakin menegang.

“Hmmppp!!”

Dengan dibungkam ciuman mulut Jinki Jesun mendesah pelan. Dirinya sudah mencapai orgasme lebih dulu. Cairan hangat keluar membasahi junior Jinki.

Jinki melepaskan ciuman dan mempercepat hentakan temponya saat akan mencapai klimaks.

“AAhhhhh..”

Akhirnya Jinki pun sampai. Jinki masih berusaha menopang tubuhnya dengan tangannya agar tidak menindih Jesun. Juniornya ditarik keluar agar tak sampai memasukkan sperma dalam miss v Jesun
“Kau lelah Jesun?”

Jinki mengelus kepala Jesun yang terengah-engah dengan hangat. Jesun hanya membalasnya dengan senyuman kecil, Ia benar-benar lelah

Jinki Mencium pipi dan kening Jesun sebelum dia beranjak dan mengenakan kembali pakaianya.
Jesun sudah tertidur, pasti kelelahan , Jinki menutup tubuh Jesun dengan selimut lalu beranjak ke sofa dan merebahkan tubuhnya, “Kurasa ini bukan lah sesuatu yang terduga” Jinki tersenyum kecil sendiri lalu memejamkan matanya.

“Maukah kau menjadi pacarku Jesun?, agar hanya aku yang dapat menjagamu, dan menyentuhmu, dan mencintaimu” Jinki tersenyum sendiri saat ia akan menyatakan cintanya esok hari kepada Jesun.